KOMPONEN PESAWAT UDARA

Kamis, 27 November 2014

ELEVATOR

Kali ini gw pengen ngejelasin sedikit mengenai Elevator pada pesawat terbang.
Elevator adalah salah satu bagian pesawat terbang yang biasanya terdapat di ekor pesawat. Elevator biasanya berbentuk sirip horizontal yang memiliki fungsi kontrol mengarahkan badan pesawat naik atau turun dan selanjutnya mengangkat atau menurunkan ketinggian pesawat dengan mengubah sudut kontak sayap pesawat.
Gerakan elevator biasanya adalah ke atas dan ke bawah. Bila elevator bergerak ke atas, kontak elevator dengan udara akan menekan turun bagian ekor pesawat, secara otomatis, hidung pesawat akan mengarah ke atas. Ini akan menyebabkan sayap pesawat mengangkat ketinggian badan pesawat karena sudut kontak sayap pesawat dengan udara bertambah. Demikian pula sebaliknya.

KOTAK HITAM

Kotak hitam atau black box adalah sekumpulan perangkat yang digunakan dalam bidang transportasi - umumnya merujuk kepada perekam data penerbangan (flight data recorder; FDR) dan perekam suara kokpit (cockpit voice recorder; CVR) dalam pesawat terbang.
Fungsi dari kotak hitam sendiri adalah untuk merekam pembicaraan antara pilot dan pemandu lalu lintas udara atau air traffic control (ATC) serta untuk mengetahui tekanan udara dan kondisi cuaca selama penerbangan. Walaupun dinamakan kotak hitam tetapi sesungguhnya kotak tersebut tidak berwarna hitam melainkan berwarna jingga (oranye). Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pencarian jika pesawat itu mengalami kecelakaan.
Penempatan kotak hitam ini dilakukan sedemikian rupa sehingga mudah ditemukan. Umumnya terdapat dua unit kotak hitam yang diletakkan pada bagian depan pesawat dan bagian ekor pesawat, yang diyakini merupakan bagian yang utuh ditemukan.

Asal penemuan
Terdapat berbagai versi dalam penemuan kotak hitam atau alat perekam dalam dunia penerbangan. Terlebih lagi ketika kecelakaan pesawat terbang, seringkali pesawat hancur sehingga sulit dicari sebab kecelakaan tersebut. Hal tersebut mendorong Dr.David Warren, seorang ahli ledakan, membuat alat yang dapat merekam semua informasi sebelum terjadi kecelakaan.
Idenya diambil dari sebuah alat tape recorder yang berukuran saku, dan disain dibuat di Australia, untuk dilanjutkan menjadi alat yang merekam semua arus komunikasi dalam penerbangan. Alat ini ini bisa merekam suara pilot dan semua data yang diterima dari 8 alat yang berbeda. Semua data ini bisa dipisah dan menghasilkan data yang akurat tentang penyebab kecelakaan. Alat ini kemudian dirancang untuk digunakan dalam perawatan dan pemeliharaan pesawat. Sehingga diketahui bagian mana yang mengalami tekanan.
Alat rekaman ini kemudian dimasukkan dalam kotak baja yang kuat untuk menjaga agar tidak ikut hancur ketika kecelakaan pesawat. Kotak ini kemudian dilapisi asbes tahan api sehingga kabel-kabelnya tidak ikut rusak karena panas.
Masalah lain adalah ketika kekhawatiran pembicaraan para pilot selama penerbangan tersiar ke masyarakat umum dan disalahgunakan. Untuk mengatasi ini, dibuatkan komputer khusus yang disambungkan ke perekam. Dengan bantuan grafik, bisa dihasilkan gambar dari setiap kejadian.

Asal istilah

Red egg
stilah kotak hitam muncul ketika selepas pertemuan mengenai perekam penerbangan komersial pertama yang dinamai "Red Egg" karena warna dan bentuknya, seseorang berkomentar: "Ini adalah kotak hitam yang menakjubkan". Kotak hitam adalah istilah yang lebih humoris dan hampir tidak pernah digunakan dalam industri keselamatan penerbangan. Perekam ini secara umum tidak berwarna hitam, namun biasanya oranye terang (lihat gambar) karena ditujukan agar mudah dicari dan ditemukan setelah terjadi suatu insiden.

Box-of-tricks
Asal alternatif untuk istilah ini adalah dari terminologi RAF ketika Perang Dunia II. Selama periode inovasi elektronik baru pada 1940-1945, benda seperti Oboe, GEE dan H2S dipasang pada pesawat (biasanya pesawat pengebom) secara rutin. Purwarupanya ditutupi kotak besi buatan dan dicat hitam untuk mencegah pemantulan. Setelah beberapa waktu, barang elektronik "baru" apapun disebut sebagai "kotak trik" (box-of-tricks) atau "kotak hitam" (black box). Ekspresi ini meluas hingga masa penerbangan sipil setelah perang dan akhirnya penggunaan secara umum.

Pengembangan teknologi
Alat perekam dalam penerbangan ini, Flight Data Recorder (FDR) atau Cockpit Data Recorder (CDR), umumnya menggunakan pita perekam selayaknya kaset pada tape recorder. Namun perkembangan baru, kini telah digunakan FDR atapun CDR yang merekam menggunakan chip memory khusus.
Ketika terjadi insiden 11 September 2011 yang dikenal dengan 9-11, muncul usulan dari pihak keselamatan penerbangan agar kokpit persawat dilengkapi dengan Video Data Recorder yang merekam aktivitas dan situasi pilot saat penerbangan termasuk menit-menit terakhir dalam kecelakaan untuk melihat situasi sebenarnya.

AVIONIK

Avionik berarti peralatan elektronik penerbangan yang mencakup seluruh sistem elektronik yang dirancang untuk digunakan di pesawat terbang. Sistem utamanya meliputi sistem komunikasi, navigasi dan indikator serta manajemen dari keseluruhan sistem. Avionik juga mencakup ratusan sistem yang berada di pesawat terbang dari yang paling sederhana seperti lampu pencari pada helikopter polisi sampai sistem yang kompleks seperti sistem taktikal pada pesawat peringatan dini.
Avionik bermula pada 1970-an. Sebelumnya, instrumen-instrumen pada pesawat terbang seperti radio, radar, sistem bahan bakar dan navigasi masih menggunakan sistem mekanis. Avionik berkembang sejalan dengan berkembangnya teknologi elektronik. Avionik dimulai dengan perkembangan teknologi analog, dan terus di perluas dengan teknologi digital. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia penerbangan, avionik makin memperluas cakupannya ke bidang lain seperti pengendalian mesin pesawat, pengendalian kontrol penerbangan, situational awareness dan berbagai peralatan pembantu seperti peralatan pengendalian roda pendarat, pengendalian temperatur dan tekanan udara di kabin dan pengendalian noise/kebisingan di dalam pesawat.
Pada dekade 2000-2010-an, avionik telah dikembangkan dengan menggunakan sistem komputer modular [IMA] Integrated Modular Avionics dan sistem ethernet AFDX yang serupa dengan sistem Internet komersial.

FREKUENSI SANGAT TINGGI

VHF (Very high frequency atau frekuensi sangat tinggi) adalah frekuensi radio yang berkisar dari 30 MHz ke 300 MHz. Frekuensi langsung di bawah VHF ditandai frekuensi tinggi (HF), dan frekuensi yang lebih tinggi berikutnya dikenal sebagai frekuensi ultra tinggi (UHF). alokasi frekuensi ini ditetapkan oleh ITU.
Penamaan tersebut mengacu pada penggunaan frekuensi tingkat tinggi berasal dari pertengahan abad ke-20, ketika layanan radio biasa digunakan MF, Frekuensi Medium, lebih dikenal sebagai "AM" di Amerika Serikat, di bawah HF. Saat ini VHF berada di urutan terbawah frekuensi penggunaan praktis, sistem baru cenderung menggunakan frekuensi dalam SHF dan EHF di atas jangkauan UHF.
Pada umumnya yang menggunakan VHF adalah siaran radio FM, siaran televisi, pemancar telepon genggam darat (darurat, bisnis, dan militer), komunikasi data jarak jauh dengan modem radio, Radio Amatir, komunikasi laut, komunikasi kendali lalu lintas udara dan sistem navigasi udara (misalnya VOR, DME & ILS).

Karakteristik Propagasi

  Karakteristik propagasi VHF yang ideal untuk komunikasi terestrial jarak pendek, dengan kisaran umumnya agak lebih jauh dari line-of-sight dari pemancar. Tidak seperti HF, ionosfer tidak selalu mencerminkan radio VHF dan dengan demikian transmisi dibatasi untuk area lokal (dan tidak mengganggu transmisi ribuan kilometer jauhnya). VHF juga kurang dipengaruhi oleh gangguan atmosfer dan interferensi dari peralatan listrik dibandingkan dengan frekuensi yang lebih rendah. Meskipun lebih mudah diblokir oleh fitur darat dari HF dan frekuensi yang lebih rendah, tetapi jarang dipengaruhi oleh bangunan dan benda-benda penting lainnya kurang dari frekuensi UHF.
Dua kondisi propagasi yang tidak biasa dapat memungkinkan lebih jauh jangkauan dari biasanya. Pertama, penyaluran troposfer, dapat terjadi di depan dan sejajar dengan cuaca dingin, terutama jika ada perbedaan yang nyata dalam kelembaban antara massa udara hangat dan dingin. Sebuah saluran dapat membentuk sekitar 250 km (155 mil) di muka bagian depan dingin, seperti sebuah saluran ventilasi dalam membangun sebuah gedung, dan VHF frekuensi radio dapat melakukan perjalanan bersama di dalam saluran, membelok atau pembiasan, selama ratusan kilometer. Misalnya, 50 watt pemancar FM Amatir di 146 MHz bisa bicara dari Chicago, ke Joplin, Missouri , secara langsung, dan ke Austin, Texas, melalui repeater. Dalam insiden Juli 2006, sebuah Radio Pemancar Cuaca NOAA di Wisconsin Utara pusat menghalangi pemancar lokal di pusat Michigan Barat, padahal lokasinya cukup jauh dari jangkauan normal.
Pada pertengahan musim panas tahun 2006, pusat stasiun Iowa terdengar di Columbus, Nebraska dan menghalangi Omaha radio dan stasiun TV untuk beberapa hari, sementara WBNX-TV di Akron,Ohio, sebuah stasiun televisi di Channel 55 di era analog, tercatat untuk perdarahan lebih dari lainnya Channel 55 stasiun di Wausau dan Kenosha, Wisconsin sejauh barat sebagai Sungai Wisconsin lembah selama berjam-jam pada suatu waktu. Efek propagasi serupa dapat memengaruhi stasiun tanah mobile di band ini, jarang menyebabkan gangguan baik di luar cakupan area biasa. Tipe kedua, jauh lebih jarang, disebut sporadis E, mengacu pada lapisan-E ionosfer. Fenomena ini masih belum sepenuhnya dipahami (seperti tahun 2010) dapat memungkinkan pembentukan "pola" yang terionisasi di ionosfer, cukup padat untuk merefleksikan kembali frekuensi VHF dengan cara yang sama HF frekuensi biasanya tercermin (Skywave). Sebagai contoh, KMID (TV Channel 2; 54-60 MHz) dari Midland, Texas terlihat sekitar Chicago, mendorong keluar WBBM-TV, salah satu stasiun telvisi di Chicago. Pola ini dapat berlangsung selama detik, atau bahkan memperpanjang dalam bentuk jam. stasiun FM dari Miami, Florida; New Orleans, Louisiana; Houston, Texas; dan bahkan Meksiko terdengar selama beberapa jam di pusat Illinois selama satu acara berlangsung tersebut.

AUXILIARY POWER UNIT

Auxiliary Power Unit(APU) adalah perangkat pada kendaraan yang menyediakan energi untuk fungsi lain selain propulsi. Mereka biasanya ditemukan pada pesawat besar, serta beberapa kendaraan darat besar.

Transport aircraft

Function

Tujuan utama dari APU yang terdapat pada pesawat adalah untuk memberikan kekuatan pada saat memulai mesin utama. Turbin mesin s harus dipercepat untuk kecepatan rotasi tinggi untuk memberikan kompresi udara yang cukup untuk membuat mesin dapat beroperasi secara mandiri. Mesin jet yang lebih kecil biasanya dimulai oleh sebuah motor listrik, sedangkan mesin yang lebih besar biasanya dimulai oleh sebuah motor turbin udara. Sebelum mesin dihidupkan, APU dihidupkan, umumnya oleh baterai atau hidraulik akumulator. Setelah APU berjalan, ia menyediakan tenaga (listrik, pneumatic, atau hidraulik, tergantung pada desain) untuk memulai mesin utama pesawat.
APU juga digunakan untuk menjalankan aksesoris pesawat lainnya saat mesin pesawat dimatikan. Hal ini memungkinkan kabin pesawat menjadi nyaman bagi penumpang, sebelum mesin pesawat dihidupkan. Daya listrik digunakan untuk menjalankan sistem untuk preflight checks. Beberapa APU juga dihubungkan ke pompa hidraulik, yang memungkinkan kru untuk mengoperasikan peralatan hidraulik (seperti flight controls atau flap) sebelum memulai mesin.

KOMANDO PERTAHANAN UDARA NASIONAL INDONESIA

Kali ini gw pengen ngepost tentang pertahanan udara milik INDONESIA

Komando Pertahanan Udara Nasional disingkat Kohanudnas merupakan komando utama terpenting dalam kekuatan Markas Besar TNI. Kohanudnas berfungsi sebagai mata dan telinga yang mengawasi berbagai pergerakan pesawat udara yang melintasi wilayah Indonesia. Kohanudnas didirikan pada 9 Februari 1962. Sekarang ini Kohanudnas memiliki empat Komando Sektor (Kosek) yaitu:
  1. Kosek Hanudnas I Jakarta
  2. Kosek Hanudnas II Makassar
  3. Kosek Hanudnas III Medan
  4. Kosek Hanudnas IV Biak (diresmikan KSAU pada 25 Maret 2004).

Sebagai pengawal keamanan wilayah Indonesia, dalam melaksanakan tugasnya Kohanudnas didukung oleh Satuan Radar TNI-AU yang ditempatkan di berbagai daerah. Selain itu Kohanudnas juga telah mengintegrasikan data dari radar-radar sipil di seluruh Indonesia.

Peristiwa Bawean

Pada tanggal 2 Juli 2003 sekitar 11:38 Military Coordination Civil di Bandar Udara (Bandara) Ngurah Rai, Bali, menangkap pergerakan manuver beberapa pesawat asing di wilayah sebelah barat laut Pulau Bawean. Dalam pemantauan melalui radar, penerbangan gelap itu jumlahnya berubah-ubah antara empat pesawat kadang-kadang hingga sembilan pesawat yang melakukan manuver di atas Pulau Bawean tanpa memiliki izin perlintasan di lintasan udara (air way) Indonesia yang ada. (Indonesia memiliki lebih dari 1.000 perlintasan domestik dan 42 perlintasan internasional). Penerbangan gelap itu pun kadang berada di ketinggian 15.000 kaki, tetapi kadang naik sampai 30.500 kaki dengan kecepatan sampai 450 knot. Kemudian menghilang beberapa waktu dan setelah beberapa saat kemudian muncul kembali di daerah tersebut. Akibat manuver penerbangan gelap tersebut, sejumlah penerbangan sipil Indonesia yang melintas di wilayah tersebut mendapat gangguan, antara lain seperti penerbangan pesawat Bouraq dari Banjarmasin menuju Surabaya. Pilot pesawat Bouraq mengira itu pesawat tempur TNI AU sehingga hal tersebut dilaporkan ke Air Traffic Controller (ATC) di Bandara Juanda, Surabaya.
Selain tidak memiliki izin, penerbangan gelap tersebut juga mencurigakan karena tidak mengadakan kontak radio sama sekali ke ATC yang berada di Bandara Soekarno-Hatta (Tangerang), Bandara Juanda (Surabaya), atau dengan ATC Bandara Ngurah Rai (Denpasar). Untuk itulah, setelah melalui perkembangan yang terekam, Panglima Kosek Hanudnas II Makassar Marsekal Pertama Pandji Utama memerintahkan satu penerbangan yang terdiri dari dua pesawat F-16 Fighting Falcon I dari Skuadron Udara 3 Pangkalan Udara (Lanud) TNI AU Iswahjudi, Madiun, untuk melaksanakan identifikasi visual. Sekitar pukul 18.15, kedua pesawat F-16 TNI AU mendarat kembali di Lanud Iswahjudi setelah menyergap dan memperingati kelima pesawat F-18 Hornet, yang mengaku dari US Navy yang tengah mengawal armada Navy yang mengarah ke timur melalui perairan internasional. Setelah penyergapan tersebut, kelima pesawat F-18 Hornet tersebut langsung pergi menjauh.

LANDING

MENDARAT 

Mendarat (bahasa Inggris: landing) adalah proses akhir dalam sebuah penerbangan, di mana hewan yang dapat terbang atau pesawat kembali ke tanah. Jika suatu penerbangan berakhir di atas air, pendaratan ini dinamakan gagal terbang atau mendarat kembali (alighting) disebut juga cecah (touchdown), walaupun biasanya juga tetap dinamakan pendaratan.
Pendaratan bisa berlangsung mulus (pendaratan lunak) dan kadang kala tidak (pendaratan keras) yang dapat menyebabkan pesawat menabrak tanah (crash). Kendaraan udara biasanya mendarat di runway lapangan terbang (bandara) atau tempat pendaratan helikopter.